Definisi birokrasi
Birokrasi adalah organisasi
formal berskala besar yang didalamnya terdapat pembagian pekerjaan yang
ditentukan secara ketat, rumit, dan efisien melalui peraturan formal dan
pembidangan-pembidangan yang diisi ahli-ahli yang terlatih. (ensiklopedia nasional
indonesia. 1989. Jakarta: Cipta Adi Pustaka)
Kegiatannya di koordinasi oleh
garis perintah secara hierarkis. Jenis organisasi ini ditandai oleh suatu
sentralisasi kekuasaan, dan ditekankan pada lima ciri yaitu disiplin, sikap
rasional, hubungan bersifat tak pribadi, keahlian dan segalasesuatu serba
terbaku.
Birokrasi merupakan konsep abstrak atau tipe ideal. Dalam
kenyataan, organisasi-organisasi formal yang ada hanya mirip atau mendekati
ciri-ciri birokrasi, dengan tingkat kemiripan yang berbeda-beda. Jadi tidak ada
organisasi formal yang sepenuhnya efisien, rasional, impersonal dan serba
terbaku. Namun jika ciri-ciri ideal itu dominan, organisasi tersebut dianggap
sebagai suatu birokrasi. Contoh organisasi formal yang dianggap sebagai suatu birokrasi
adalah badan-badan pemerintah, perusahaan industri yang besar, organisasi
militer, serikat buruh, rumah sakit, universitas dan sebagainya
Dari tulisan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keuntungan dan kelemahan
dari birokrasi adalah sebagai berikut :
Keuntungan Birokrasi
1.
Teori birokrasi ini mempunyai kekuatannya yang
tersendiri, walaupun teori ini sering dikaitkan dengan pelbagai streotaip
negatif, namun teori birokrasi ini juga banyak memberikan sumbangan kepada
teori dalam pengurusan sumber manusia.
2.
Hierarki dan definisi tanggungjawab adalah merupakan
ciri penting birokrasi dalam membantu pengurusan tempat kerja yang
tersusun. Lakaran prinsipal terhadap semua tugas haruslah jelas dan harus
disusun dalam bentuk hierarki.
3.
Ada Aturan, Norma, dan Prosedur untuk Mengatur
Organisasi
1.
Kelemahan-kelemahan birokrasi terletak dalam hal:
a. penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional
b. terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hirarki
c. kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi
d. berlakunya pita merah dalam kehidupan organisasi
a. penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional
b. terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hirarki
c. kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi
d. berlakunya pita merah dalam kehidupan organisasi
2.
Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam birokrasi
sebenarnya tidak berarti bahwa birokrasi adalah satu bentuk organisasi yang
negatif, tetapi seperti dikemukakan oleh K. Merton lebih merupakan
“bureaucratic dysfunction” dengan ciri utamanya “trained incapacity”.
3.
Usaha-untuk memperbaiki penampilan birokrasi diajukan
dalam bentuk teori birokrasi sistem perwakilan. Asumsi yang dipergunaksn adalah
bahwa birokrat di pengaruhi oleh pandangan nilai-nilai kelompok sosial dari
mana ia berasal.
4.
Keengganan untuk mengakui adanya konflik di antara otorita yang disusun
secara hirarkis dan sulit menghubungkan proses birokratisasi dengan modernisasi
yang berlangsung di negara-negara sedang berkembang.
5.
Salah satu kelemahan yang sering dikaitkan
dengan birokrasi ialah “red tape” . Istilah ini merujuk kepada satu
peraturan birokrasi yang sangat berlebihan sehingga menyebabkan kelewatan
kepada sesuatu urusan ataupun proses.
BIROKRATISME
Pengertian birokratisme
mengacu pada sifat keterpakuan pada rutinitas, penolakan terhadap inovasi,
keengganan memikul tanggung jawab, kekakuan dalam menerapkan aturan, dan
kecenderungan menunda pekerjaan (Dawam Raharjo; Prisma, 1986). Selain sebagai
acuan pemahaman, pengertian ini dapat juga dijadikan pegangan dalam evaluasi
dan perbaikan.
Contoh gampangnya, Bila
seharusnya di Kantor Desa untuk membuat KTP adalah 1 Minggu, namun
pada kenyataannya ternyata lebih lama, itu termasuk Birokratisme. Kalau
jadi lebih cepat itu juga Birokratisme.
Birokratisme adalah sebuah keburukan yang terdefinisi dengan baik, sebuah pelencengan
yang buruk dan berbahaya, yang telah dikutuk secara resmi namun tetap tidak
menunjukkan tanda-tanda akan melenyap. (Nogi Hessel Tanglilisan. 2005.
Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia)
Terlebih lagi, cukuplah sulit untuk
melenyapkannya dengan satu pukulan! Tetapi bila birokratisme, seperti yang
dikatakan oleh resolusi Komite Pusat, mengancam untuk memisahkan partai dari
massa dan oleh karenanya melemahkan karakter kelas dari partai, maka perjuangan
melawan birokratisme tidak mungkin berasal dari pengaruh-pengaruh non-proletar.
Sebaliknya, aspirasi partai untuk menjaga karakter proletarnya niscaya harus
melahirkan resistensi terhadap birokratisme. Tentu di bawah kedok resistensi
ini, berbagai tendensi yang keliru, tidak sehat, dan berbahaya dapat
memanifestasikan diri mereka. Dan mereka tidak dapat diungkapkan tanpa
menganalisa dengan metode Marxis isi ideologi mereka. Akan tetapi,
mengidentifikasikan resistensi terhadap birokratisme sebagai sebuah kelompok
yang menjadi kendaraan untuk pengaruh asing adalah sendirinya menjadi “kendaraan”
untuk pengaruh birokratis.
Daftar pustaka :
1.
Supriatna tjahya. 1996. Administrasi Birokrasi Dan Pelayanan Publik. Jakarta:
Nimas Multima
2.
Nogi Hessel Tanglilisan. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia
3.
ensiklopedia nasional indonesia. 1989. Jakarta: Cipta Adi Pustaka